Salah satu faktor utama yang dapat membuat Rossi lebih kompetitif adalah paket motor yang lebih menjanjikan. Berbeda dari tahun lalu, sasis Yamaha YZR-M1 2018 lebih bersahabat untuk digunakan
“Sejujurnya, tahun lalu saya kaget jika naik podium. Kali ini saya yakin bisa bersaing, tapi tak menduga akan mendapat posisi podium, karena di sekeliling saya ada 10 rider bagus,” kata Rossi kepada laman resmi Yamaha Factory Racing.
Selain motor yang lebih nyaman untuk diajak beradu kecepatan, kemampuan The Doctor tentu sangat berpengaruh dalam meraih podium. Terlebih saat dirinya start dari posisi yang kurang menguntungkan, posisi 8 di baris ketiga.
“Saya mencoba untuk menekan dari awal karena start dari baris ketiga, dan berhasil menyalip beberapa pembalap di putaran pertama. Lalu saat putaran terakhir, saya senang dapat menempel (Andrea) Dovizioso dan (Marc) Marquez yang dominan,” ujar 7 kali juara dunia itu.
Rossi harus berupaya keras hanya untuk menempel dua pesaingnya itu. Sempat beberapa kali mencari celah untuk memimpin, tapi pembalap kelahiran Urbino, Italia itu kehabisan langkah.
“Saya tahu harus mengganti ritme balap, tapi saya sudah puas dapat melawan mereka dengan jarak yang dekat. Amat disayangkan saya masih belum bisa meraih kemenangan, tapi podium sudah cukup,” ujar Rossi.
Podium yang diraihnya ini membuktikan dirinya masih memiliki kemampuan. Selain itu, pembalap berumur 39 tahun itu ingin orang-orang tidak memandang usianya.
“Hal yang terpenting adalah hasil. Saya tidak balapan untuk membuktikan tidak terlalu tua, tapi untuk menunjukkan ke diri sendiri saya masih bisa berdiri di puncak,” kata mantan rider Ducati itu.
Seusai balapan yang seru di Qatar, tim MotoGP langsung berkemas untuk menghadapi lomba kedua di Argentina pada 8 April mendatang. Dengan catatan dua kali podium kedua di Sirkuit Autódromo Termas de Río Hondo, Rossi bertekad untuk mengulang hasil tersebut.